Jumat, 25 Oktober 2013

Barisan Taman Kata, Herdoni Syafriansyah

         Di dalam Antologi Puisi : Aku Burung dan Kau Pisau yang Berputar

1
hari itu: rambutmu tak akan lagi berkibar, mungkin cintamu pun
telah pudar
aku hanyalah kumpulan pasir, butiran-butiran kecil mimpi yang tak
sampai

2
betapa bahagianya selalu memiliki kenangan

3
tetapi, pada akhirnya, adalah rindu yang telah membuat langkahnya
berpaling jua

4
di langit pelangi masih tersenyum kepada tuhan

5
kulihat jelas relief senyum bertulis bahagia di wajahmu
dan tulisan itu pun perlahan muncul menghiasi wajahku

…. , demi tulisan di wajahmu aku berharap
: kokohkan selalu senyum itu –untuk burungburung dan
pelangi di jantung pintu;

6
menantikanmu serupa menjerang sebelanga air dengan
matahari; tak jelas berapa banyak sudah butirbutir keringatku yang
jatuh menetes: setiap tetes demi tetes selalu aku teliti, barangkali—
dalam pencarianku, dalam penantian itu, aku akan melihat kamu.

7
sekian jauh tetes keringatku yang jatuh menantimu
berlayar sendiri, kini tetesan itu menjadi bening air
yang memupuk tunas jiwa dan cintamu dalam dirimu

8
bersamaku kamu akan melangkah. dalam
tiap-tiap jalan dan aliran waktu, mengemudi biduk menghadapi
godaan dan terpaan yang menerjang menderu. tapi, demi hati kita
harus berani bertaruh, bertahan, dan maju

9
cinta menjadikan mungkin, bahkan kepahitan
hidup terasa lebih manis; lebih mabuk.

10
jangan cemas terhadap hujan sebab kita adalah ikan. jangan
cemas terhadap ketinggian sebab nyala kasih kita adalah sayap yang
akan membawa kita terbang; menatap indah alam-alam dan nyala
warna-warni bunga di taman serta hutan.

11
cinta memang absurd, tapi tak penting kita memikirkan
segala hal dengan benar. suatu pagi, aku ingin terbangun dengan
menatapmu di sampingku.

12
kamu.menangis, kamu tertidur, kamu tertawa, kamu bersedih, kamu
tersenyum, kamu pergi, kamu terbang, kamu berenang menjadi
ikan, kamu menjadi bunga, kamu menanti, kamu pecah, dirimu berderai ke udara, menjadi uap menjadi embun, menjadi beku, menjadi segalanya,
menjadi ratu, menjadi burung, menjadi putri, menjadi duyung,
menjadi apa, menjadi apapun… apa pun aku di sampingmu, alin.

13
aku melihatmu tapi kau tak dapat melihat

14
percik-percik kenangan. sekerat duka dan tawa yang tersisa. kau
telah lenyap bersama waktu yang menguap. sayap dan cahayamu
tiada lagi aku lihat. aku pernah melihatmu di sini, tapi kau tak
pernah bisa melihatku.

15
pelangi di malam hari, terasa indah sekali

16
debar rindu itu bergetar, cinta paling kuasa di dalam dada

17
semoga bisa jatuh hati setiap hari, saling sayang dan cinta sepanjang masa,
sepanjang hati bisa.

18
maka sayangilah apa yang ada

19
aku pisau yang berputar, terbang dan siap menghujam
apiku nyala, lidahku lancip kata, dan pelukku mesra cinta.

20
hanya untuk satu hari, untuk kamu aku sayangi

21
kita pernah belajar diam, kita pernah belajar kesusahan. namun kita
tak pernah belajar untuk siap menghadapi perpisahan.

22
apalah artinya keindahan dan kesenangan bila akan ada
hati yang terpisahkan? bila tiada bahagia kita dapatkan?

23
bila nanti kau membuka mata –kepompongmu pecah- dan kau
mendapati nyawaku tiada, maka pahamilah hatiku ini. aku yang
selalu sayang kamu. sesungguhnya, aku ingin kita bisa bersama lagi
walau hanya satu hari.
………………

24
masa depan dan harapan adalah taruhan hidup yang kejam

25
angin tibatiba menampar daun
yang lemah pasti akan gugur

26
dan angin itu masih berlayar
mengirim salam risau mencari kabar
walau tak akan habis derita didengar

27
belajarlah menghargai pada setiap kehilangan

28
mawar yang indah pun punya duri
bukan tujuan melukai tapi demi melindungi
bila tak sebab sayang maka ibu tak akan pergi

29
kepada anakku, belajarlah menghargai setiap yang terjadi


30                                                  
menjadi lelaki haruslah berani
siap susah dan mampu redam nestapa

31
lelaki itu meredam kepedihan
keterlukaan sarapan dihatinya
hingga ia berkawan pada pedih itu
hingga tawar percuma luka itu

32
lelaki itu pembawa kebahagian
yang ia tabur pada tanah kesedihan

33
hai pohonpohon yang teduh
lindungi raga rapuhnya dari ganasnya cinta
agar ia tidak menjadi abu

34
hai sungai yang mengalir
satukan tangisnya dalam arusmu
agar tak lagi menetes sedih hatinya

35
ayuhai taman tersiram hujan
hibur lirih hatinya akan indahmu
sebab lumpuh telah mencuri bebasnya
hingga ia cuma sanggup memandang

36
duhai hati yang mendengar
kuhanya mampu kirim doa
sebab harta-Nya tiada dapat aku beli

37
debu terkibas angin; terpental tak berarti
maratah tulang sendiri: rasanya sakit hati

38
pagi telah pergi tiada berarti; sisa hidup penuh caci dan benci
malam gelap penuh duri; tiada yang lebih gelap lagi

39
berkibar dingin dan keteduhan; meresap cinta dan
kebanggaan, ia mati dalam perlawanan; perjuangan

40
dalam doaku, kepada pemimpin yang baik semoga diberkati
sedang kepada yang tak berhati: pisau tuhan paling mata

41
Puisi bagi Penyair

aku burung dan kau sayapku
aku layar dan kau perahuku

42
berlayarlah … melajulah ….
jangan takut melihat badai
sebab kita adalah lautan

43
kau cinta yang telaga, gadis cerlang purnama

44
kau senja yang pesona
aku bunga mekar di dada

45
jarak telah jauh ditinggalkan; luka telah nganga hingga kapalan dirasakan
derita telah dipatahkan hanya kepada cinta ia mekarkan

46
bersabarlah menjalani hidupmu kini, dalam penderitaan; ketakberdayaan
terkadang cinta dan ketulusan justru akan lebih mudah hadir untuk kau temukan

47
tak selamanya gelap akan menyelimuti raya
hidup adalah perjalanan, juga permainan

48
dalam ketakberdayaan; kesusahan
akan lebih mudah kau resapi kehidupan
akan lebih mudah kau dapatkan ketulusan
akan hadir indah hidup yang kau nantikan

49
sejenak resapilah hidupmu. kelak dimasa datang
andai engkau sanggup bersabar dan bertahan,
semua derita dan ketidakadilan yang kau rasakan
sesungguhnya adalah lelucon untuk kau tertawakan
karena, aku pernah menjadi burung sepertimu

50
burungku senang sekali hidup di zaman ini, zaman di mana saudara
sebangsanya selalu mati setiap hari; di mana burungburung selalu
diburu tak pernah henti

51
alangkah syahdu dan cantiknya ketulusan

52
selengkung senyum, selalu akan ada harapan dan kebahagiaan

52
dalam jarak dan kerinduan: menghujan airmata
hanyalah sesak yang tak dapat terkata

53
ada yang tak bisa terkatakan, semacam rasa riang
semacam bahagia yang meletup tapi tersedak tertahan

54
banyak cinta yang terabaikan dalam senang. berpayah dan bersusah,
hanyalah untuk bagian cinta yang hilang; yang terasing dan diabaikan

55
betapa tidak hati menghujan airmata
bila merindukan kenangan dan jauh keluarga yang terpisah

56
puisi sesungguhnya lembut bagaikan bibir seorang wanita
puisi adakalanya tajam bagaikan pisau yang menyayat hingga
berdarah

57
puisi adalah kasih adalah benci
puisi adalah peluru adalah perahu

58
puisi adalah sakit yang mewakilkan
adalah wakil yang menyampaikan
juga cinta yang memberikan; kata yang merelakan

59
di dalam jiwa pena, puisi adalah kata segala jelma, yang digoreskan
oleh mata yang mencintainya

60
andaikan tak ada kesedihan; tak ada pedih lara;
dunia indah bertabur bahagia, lalu burungburung bersuka ceria
apakah lagi yang hendak diburu?

61
andaikan tak ada kesedihan; tak ada pedih lara;
dunia bahagia bertabur suka, lalu orangorang bersuka ceria
untuk apa lagi sakit dan kebencian?

62
andaikan tak ada kesedihan; tak ada pedih lara;
dunia bersuka penuh warna, lalu anakanak ceria bernyanyi—menari
apakah masih hendak menumpahkan tangis dan darah?

63
kasihi dan sayangilah anak impian kita

64
segala punya makna bahkan walau tak bernama

65
suatu persahabatan yang indah, mampu merinaikan penuh banyak kisah
                                                                                  
66
seribu bidadari hadir di sini, masih lebih baik andaikan sahabat sejati yang menemani

67
adalah—sebuah rasa, bersaudara: satu adalah seluruh; seluruh adalah satu

68
mengapa ada orang yang tidak suka bersama? barangkali adalah ambisi, benci atau dengki. tapi kami adalah burungburung yang terhormat, yang lebih riang bila bersama;
bila berdekat, bersahabat

69
segala cerita adalah sebab rasa. barangkali juga, rasa adalah sebab dari segala cerita

70
ada cerita di dalam rasa, ada rasa di dalam cerita

71
terkadang dunia bukanlah tempat yang indah untuk burung yang tak berpunya

72
rasa yang dingin sehabis hujan, maka beruntunglah mereka yang
bisa pulas rebah mengukir senyum berselimut hangat

73
kenanglah bumi sebelum engkau pergi ke langit.
kenanglah setitik air sebelum engkau menjadi lautan
kenanglah kebersamaan sebelum tiba kepergian
kenanglah aku bila engkau sungguh ingin pergi

74
kenanglah cinta sebelum tiba bencimu
kenanglah senyum bila datang amarahmu
kenanglah tangis bila datang sedihmu
kenanglah hujan dalam panasmu
                     
75
kenanglah yang terjadi sebab ia pasti akan pergi
kenanglah semua cinta yang pernah singgah
kenanglah kebersamaan yang pernah ada
kenanglah sedih yang pernah terjadi
kenanglah duka dalam cinta
kenanglah apa yang pernah tercipta
kenanglah ada sebelum tiada

76
tapi, sebelum mengenang semua itu
marilah kita mendirikan sayang

77
terkadang, arah angin memang dapat dibaca, namun, terkadang
pula tak selalu sesuai kira. adakalanya gelombang yang datang
ternyata lebih kencang sehingga dapat membuat angin bergeser
haluan : menyimpang dari perkiraan

78
beberapa tahun telah berlalu, banyak sudah nasib waktu yang tandas di bibir gelas

79
lintang pahit kehidupan, sakit pedih yang meresap, janganlah
terputus patah semangat

80
burungburung yang cacat, burungburung tanpa sayap, ada cinta yang walau
setitik tak pernah pergi dalam hidup; yang menyayangimu. mungkin tuhanmu,
mungkin ibu-ayahmu, mungkin sesiapamu, mungkin pula impianimpianmu

81
burungburung yang kekurangan, hiduplah selalu dengan segala harapan baikmu
suatu harapan yang baik, laksana cahaya yang menyala dalam gelap kehidupan

82
kau adalah lidahku untuk bicara
kau adalah cintaku dalam kata
kau adalah sayapku untuk mengudara
kau adalah segala risauku yang tertumpah
kau adalah pisau terindah dalam luka

83
ketika datang fajar yang baru
menangislah kita bersama
melupai segala kata
mencari senyum yang tak ada

84
hanya tangis dan senyum
di dalam sepi

85               
tumbuhlah engkau menjadi kata yang baik; kata yang punya
cinta dan rasa, yang punya hati dan kasih. tolonglah orangorang
dipersimpangan lelah. bantu dan doakanlah burungburung yang
susah. jadilah engkau kata yang sebenarnya kata, tumbuhlah anakku.


SEKIAN #