Dimuat Majalah Sastra Horison Edisi Januari 2012
KETIKA HARIMU KETIKA HARI MAU MENJEMPUTMU
sesuatu jatuh ke bumi
tanah berlubang sangat besar
sesuatu menghempas bumi
makhluk lari berpencar-pencar
sesuatu meledak dari bumi
mereka menjerit menawar
waktu yang berputar
O
mereka yang datang
siapa?
O
mereka yang gemetaran
siapa?
mereka yang senang
siapa?
hai!
mereka yang berpulang
siapa?
mereka berlutut mengucap seribu do’a
mereka bersujud merapal seribu mantra
mereka merinai kata merayu sukma
ah, tapi percuma!
Kami
letuskan gunung-gunung
di bumi
Kami
hamburkan panas lidah api
pada mereka
Kami
tindihkan hujan api
tiada celah
mereka
mengucap
kata
doa
matra
ah, percuma!
Kami telah luapkan lautan
Kami telah benamkan dataran
Kami telah usaikan kekuasaan
kesepian
setan!
hanya
kepada mereka
yang senang
Kami
pulangkan
ke asal senang
(Sekayu, 13 Oktober 2011)
Mengguncang Pesona
Na liluli
Na liluli
Na liluli
berdegar langit berguncang
berdebur laut berguncang
beratak tanah menggelegar
gunung berguncang, petir
mengguncang pesona
tung ketutung
tang ketitung
idang
idung
idang
idung na liladung
sepuluh jiwa kencana
sejuta jiwa pendosa
mengguncang langit
menghempas laut
kembali
kami
kepada
Ilahi
na liluli
na liluli
na liluli
sya
sya
sya
sya
sya
sya
mengguncang
pesona
kalbu
dan
sukma
puncak pucuk puncak pucuk
puncak selasih pucuk selasih
sepuluh selasih mengguncang daya
sejuta kasih mengguncang raya
sepuluh kekasih di dalam surga
kalian
kembali
kepada
Kami
“famay-ya’mal mitsqaala dzar-ratin khairay yarah
wa may-ya’mal mitsqaala dzar-ratin syarray yarah”(*)
(Sekayu, September 2011)
Cat: *Surat Az-zalzalah (keguncangan) ayat 7-8.
Kembang Pengantin
wahai kaukau gadis yang kurindu
terikat lahir hatimu terbelenggu
kembang suka
masuklah!
kembang cinta
hiduplah!
asap rindu
dekaplah!
haaaaiii
yaaahuuu
haaaiii yaaahuuu
haaaiii
yaaahuuu
dibawah asap api kau kukendali
dibangun dan tidur kau
pada siang dan malam kau
tiada ingat kau selain aku
huuussssss
huuusssss
huuusssss
(Sekayu, 14 Oktober 2011)
WASIAT
kita kembali ke
medan perang
kecipakkecipak warna
hujan
api bertaburan
mengharap
kejatuhan
bulan
langit
pekat biru
cakrawala
mengungu
basah semesta
pada kecupan fana
awangemawan menyibak langit
orangorang langit tengah berpesta
suatu
ketika
seorang
nabi
membawa
getir
keringat hujan dari
asal nelangsa biru lautan
ia berlari memecah perih dalam
dahaga memapas putir titiran mega
menjungkir singkir jungkir angin kelana
orangorang langit tengah berpesta
langit pekat hadirkan perjamuan
putri rembulan menari dalam cakrawala
bidadari jelita bersenandung renyah sukasuka
iblis terkekeh dari neraka
“kalian semua sama!!” kata Allah
“ya!!” kata pohonpohon
“tiada beda pangkatharta” kata Allah
“ya!!” kata pohonpohon
“kuseru kalian berperang…”
“ya” kata mereka
jati, merbau, temesu, sungkai,
bungur, kemutun, ketiau, seru,
gelunggang, medang, pelai, racuk.
Kupanggil yang beriman di antara kalian
untuk berperang, menebas sawang di langit hati
melawan iblis yang tak matimati
merentanglah si dahandahan
merancaplah doadoa pengharapan
mereka sedang berperang
mereka selalu berperang
pun nanti selalu berperang
orangorang langit tengah berpesta
langit pekat hadirkan perjamuan
putri rembulan menari dalam cakrawala
bidadari jelita merinaikan gita
:
inilah hidup inilah warna
untuk terjadi dan akhirnya
pada sebelum lalu kemudian
pada jalan dan tujuan
inilah hidup inilah warna
untuk dilalui kalian semua
pada pilihan pada keinginan
pada apa yang diharapkan
hidup hanya mengulang kisah
menanti lelah dalam sejarah
bila tiada pandai ia mengakali
terpuruklah ia mati sendiri
inilah hidup inilah warna
pada badan penuh luka
inilah hidup inilah warna
untuk dilalui kalian semua
iblis terkekeh dari neraka
merentanglah si dahandahan
merancaplah doadoa harapan
pukul lesak genderang ditabuh
sembilu angin merisau sendu
perang dan selalu berperang
tiada lagi mufakat qalbu
…………………………....................................
sungguh, hanyalah tuhan
kamus makna segala tahu!
( Sekayu, 28 Juli 2011 )
NB: Puisi ini mempunyai kekuatan tipografi, tapi sayang Blog tidak bisa menanmpilkan tipografinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Ayolah.. tak perlu sungkan untuk berkomentar. Saya terbuka pada kritik, saran, pun bahkan sekedar hinaan. Salam...